Sabtu, 04 Desember 2010

FF [Prolog] Enng, Phabo ya! Saranghaeyo ...

Author : Putrian (Lee Haeyeon)
Genre   : Romantic (?)
Main Cast : Jonghyun (SNINee), Minho (SHINee), Lee Haeyeon
Other Cast : ada di sini
Lenght : Series
Description : FF laknat pertama gue. tatata . ini masih prolog, dan mianhae prolognya gaje. namanya juga latihan nulis. sesuai hobi anak remaja sekarang yakni cinta-cintaan, akhirnya gue bikin FF yang cinta-cintaan juga. kok kayaknya inio bukan deskripsi -____-
udahlah, langsung aja, cekidot!!

Happy Reading :)



Flash back
Ah, ternyata aku tidak sendiri
Ada seorang namja yang sedang duduk bersandar di batang pohon itu sambil bermain gitar. Aku hanya berdiri mematung di depan namja itu sambil melihat wajah dan permainan gitarnya. Merasa diperhatikan, namja tersebut menghentikan permainan gitarnya dan menoleh ke arahku.
"Annyeonghasseyo." sapa namja itu sambil tersenyum manis. Seketika angin seperti berhembus hanya ke arahku dan menerpa wajahnku. Udara menjadi terasa wangi dan waktu seperti berjalan lambat, jantungku berdetak kencang dan semakin kencang hingga lututku terasa lemas.
"A .. Annyeong." jawabku tergagap. Kemudian namja itu berlari ke arahku yang sedang terduduk. Ternyata aku benar-benar jatuh saat di bagian lututku lemas melihat senyum namja tadi. Phabo! Makiku kepada diri sendiri.
"Ya! hati-hati, Noona. Gwaenchanayo? Apa kau sedang sakit?" tanya namja itu cemas. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.
Aigoo … hidungnya lebar …
"Hah, anio, gwaenchana. Boleh aku tahu namamu, enngg?" entah setan apa yang merasukiku sehingga aku bisa dengan narsis menanyakan namanya.
"Oh mianhae, aku lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan, Jonghyun imnida." jawab namja yang ternyata bernama Jonghyun itu. "Siapa namamu?"
"Ah, Jonghyun-ssi. Haeyeon, Lee Haeyon imnida."
"Nah Haeyeon ah, apa yang kau lakukan di sini siang-siang begini?" Jonghyun memulai percakapan.
"eh, aku sedang berlibur ke rumah haraboejiku. Dulu aku sering bermain di sini. Dan aku .. Aku .. Enngg mencari cinta pertamaku." Jawabku jujur.
"Mwo?" Jonghyun sepertinya kaget mendengar jawabanku.
"Ah miahne Jonghyun-ssi, lagi-lagi aku menceritakan kisah bodoh ini. Tidak seharusnya aku berimajinasi tentang cinta pertamaku di umurku ini."
"Anio, aku juga masih saja mencari … cinta pertamaku … Aku bertemu dengannya 4 tahun yang lalu di pohon ini. Sayang sekali hanya sebentar, tidak sampai sehari aku berkenalan dengannya, ia sudah harus pulang. saat aku tanya pada oemmaku dia bilang gadis itu sudah pindah ke luar negeri. Ya, kenapa aku jadi curhat begini?"
DEG!
Jantungku seperti berhenti berdetak. Entah mengapa aku merasa senang sekali mendengar penjelasan Jonghyun. Saking senangnya aku ingin sekali memeluk Jonghyun-ssi sekarang juga.
"Mwo? Jonghyun-ssi, bagaimana bisa kita memiliki cerita yang sama? Aku juga bertemu cinta pertamaku di sini 4 tahun yang lalu, tetapi hanya sebentar dan aku tidak pernah bertemu dengannya lagi karena aku harus pindah ke Indonesia." Jelasku menggebu-gebu.
"Wah, ternyata dunia memang begitu sempit ya Haeyeon ah?" tanya Jonghyun dengan memandangku tajam.
End flash back

Haeyeon POV
Aaahh ayolah unnie, aku ingin sekali bertemu Minho hyung di sana" rengek yuri kepadaku, membuyarkan lamunanku tentang Jonghyun.
"Sekali tidak tetap tidak! Aku bosan dengan kota seoul, aku selalu menghabiskan liburan sakralku dengan menurutimu dan boyband jelekmu itu." jawabku emosi.
"Mianhae unnie, ayolah temani aku sekali ini saja. Unnie kan bisa ke Eropa semester depan. Aku mohon unnie, ini konser tunggal pertama SHINee."
"pergi aja sendiri sama oemma, appa, dan Kyuhyun oppa, aku akan tetap berlibur di Paris."
"Dan kau fikir appa dan oemma akan mengijinkanmu pergi ke kota asing itu sendiri?" Kyuhyun oppa yang sedari tadi asik mengunyah keripik kentangnya di depan TV langsung nimbrung.
"Oppamu benar, Haeyeon. Oemma dan appa tidak akan membiarkanmu pergi ke Paris sendiri. Terlalu berbahaya. Kau akan tetap pergi ke Seoul bersama kami, sekalian mengunjungi haraboeji." timpal oemma mengiyakan kata-kata Kyuhyun oppa.
"Kalau begitu, oppaaaa ... Temani aku ya?" rengekku pada Kyuhyun oppa dengan puppy eyes andalanku.
"Ah ah, aku tidak dengar." jawab Kyuhyun oppa cepat sambil menutup telinga dengan kedua tangan dan menutup mata dari serangan tatapan mata yang melenakan milikku, sepertinya dia tahu jika melihat tatapan mata melas yeodosaengnya inu dia tidak akan bisa menolak.
“Lebih baik kau sekarang siap-siap karena lusa kita akan segera berangkat, aresseo?” ucap oemma dari dapur.
"Aaaahhrrgg!!" jeritku kesal sambil melempar bantal Hello Kitty super jumbo ke kepala Yuri. Yuri yang merasa menang hanya nyengir. Hancur sudah harapanku untuk menikmati kota cinta itu.
"gomawo,Oemma. Saranghaeyo!!" Yuri lantas berdiri dan berlari ke kamarnya. Aku hanya terduduk lemas dan membiarkan diriku melorot dari sofa dan bergelayutan di lantai sambil menendang-nendang pantat Kyuhyun oppa.
Ya! Haeyeonnie, apa yang kau lakukan?!”


Author POV
”Haeyeonnie, kkaja! Kita bisa terlambat sampai bandara kalau harus menunggumu memblow rambut anehmu itu." Kyuhyun berteriak-teriak seperti meneriaki maling sambil menarik rambut Haeyeon.
"Aw, sakit oppa! Jangan pernah sentuh rambut indahku ini!" Haeyeon menjinjing tasnya dengan malas dan mengecek apakah ada barang yang ketinggalan.
"Cepat ke bawah, taxinya sudah datang." Kyuhyun menutup pintu kamar saengnya dan melangkah cepat menuruni tangga. Haeyeon mengamati meja belajarnya dan menemukan selembar kertas yang tertindih kamus bahasa Jerman. Secarik foto. Ia pandangi foto yang sudah agak lecek karena sering ketetesan air mata itu. Lama agaknya dia memandangi foto itu hingga mendengar Kyuhyun meneriakan namanya dengan scream style, tapi lebih terdengar seperti kucing kawin. Haeyeon cepat-cepat memasukkan foto itu ke sakunya dan beranjak turun sambil membersihkan air mata yang ternyata dengan kurang ajarnya membasahi pipi cantik Haeyeon.
"Ah dasar cerewet kau!" semprot Haeyeon kepada Kyuhyun yang sedang membukakan pintu taxi untuknya. Kyuhyun hanya tersenyum melihat Haeyeon, sepertinya dia sedang malas bertengkar dengan Haeyeon karena tahu yeodosaengnya itu sedang bersedih saat ini.


Kyuhyun POV
Haeyeon menghabiskan waktu penerbangannya dengan memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Aku yang duduk di sebelah Haeyeon daritadi mengganggunya dengan cara memutar-mutar rambutnya dengan jari bengong sendiri karena Haeyeon sama sekali tidak menggubris apalagi marah kepadaku seperti biasanya.
Aku yang tidak tahan dengan pemandangan janggal itu akhirnya membuka mulut.
"Hei noona rambut aneh, kenapa kau ini? Aku seperti tidak mengenalmu. Aku tidak mau menganggapmu sebagai saengku lagi kalau kelakuanmu aneh begini." ucapku jujur.
"Bukankah biasanya namja lebih senang dengan yoeja yang diam, kalem dan berwibawa? Benar kan, Oppa?" jawab Haeyeon dengan semburat galau tertera jelas di wajahnya.
"Haaahhh ... Jonghyun sialan itu lagi?" tebakku seperti mentalist. "sial!" ucap Haeyeon dalam hati karena tebakanku benar 100%. changkaman, dari mana aku tahu dia berkata begitu?? Ah benar, aku kan mentalist.
"Jadi karena ini kau tidak mau ke Seoul lagi? Bisa-bisanya kau menjadi seperti ini hanya karena orang tua itu. Phabo." celetukku seenak udel.
Haeyeon dan Jonghyun memang berbeda 3 tahun, tapi Haeyeon sangat tidak terima saat aku menyebut Jonghyun orang tua. Haeyeon langsung melotot ke arahku sambil berbisik untuk menyumpah serapahi oppanya ini yang pura-pura tidak lihat. Tapi Haeyeon memilih untuk tidak menggubris kata-kataku dan kembali diam. Aku yang sudah putus asa membuat saengku cerewet lagi ikut-ikutan diam.
Sepanjang perjalanan ke rumah haraboeji di dalam mobil kami tetap diam. Sepertinya appa merasa ada sesuatu yang janggal, sehingga beliau berusaha mencairkan suasana dengan bergurau.
"Aaahh kota seoul sedang memasuki akhir musim dingin rupanya, kalian jangan diam saja, nanti bisa-bisa kalian jadi es batu. Hahahaha" terdengar suara appa tertawa sendirian, nyaring sekali. Tapi tidak ada tanggapan dari ke 4 anggota keluarga yang lain, mereka hanya menatap ke arah appa dengan tatapan seperti 'apakah appa masih waras?' dan appa memilih untuk diam saja di sisa perjalanan menuju rumah haraboeji.


Jonghyun POV
Ya! Noona nomu yeppuh.’ Aku meliriknya lekat-lekat. Dia hanya tersenyum padaku, aahh cantiknya gadis itu.
Gomawo.’ Jawab gadis itu singkat sambil tetap tersenyum. Ingin rasanya aku membawanya pulang dan memamerkan pada oemmaku bahwa sesungguhnya bidadari yang ada di cerita dongeng itu benar-benar ada. Aku memang baru pertama kali bertemu dengannya, tapi aku yakin aku mengaguminya, mengagumi kecantikannya.
Ah, aku pergi dulu, oemmaku sudah datang menjemputku pulang. Gomawo sudah bermain denganku. Annyeonghi gesseyo’
Ya! Jonghyun hyung! Ojooonngg!!!”
Mwo? Ne, ne. mworago?” suara cempreng Taemin membuyarkan lamunanku.
Akhir-akhir ini kau sering melamun, Jjong?” Sapa Jin ki hyung.
Ah anio. Hanya perasaan hyung aja. Oke, mana baju gantiku untuk meet & great nanti?”
Aigo, kau sudah memakainya, Jjong!” aku kontan melirik badanku sendiri. Omo! Jonghyun, phaboya!


Haeyeon POV
Setelah sampai di tempat tujuan sekitar jam 9 pagi keesokan harinya, Haeyeon langsung saja keluar rumah untuk berjalan-jalan, ia menolak beristirahat seperti amma, appa, dan oppanya, sedangkan Yuri sudah dengan noraknya mencari dress untuk dipakai ke acara jumpa fans band SHINee siang nanti, dia sibuk berkaca dan bergonta ganti kostum seperti artis yang stress karena batal manggung.
"Dasar phabo, di luar sedang hujan salju dan kau menggunakan pakaian belum jadi begitu? Apakah boyband gila itu menularkan penyakitnya padamu?" semprotku saat melihat saengku berputar-putar di depan kaca. Tapi Yuri tidak menanggapi ucapanku.
Rumah haraboeji terletak di pinggiran kota Seoul, di dalam desa yang tenang dan damai. Pemandangan di sana sangat indah, banyak lapangan luas dan sungai yang tentu saja membeku karena ini adalah musim dingin dan salju turun dengan lebatnya. Tapi salju tidak menghalangi keinginanku untuk berkeliling desa. Aku berharap salju akan membekukan rasa sakitku, rasa sakit yang selama ini berusaha kutepis dan gagal.
Aku berhenti di sebuah pohon rindang yang sangaaatt besar. Aku duduk menyandar pada batang pohon raksasa itu. Tanganku menggenggam secarik foto dan memejamkan mata. Sesaat, air mata mulai mengalir ke pipiku, cepat-cepat aku menghapus air mata dan bayangan Jonghyun yang bersliweran di kepalaku.
"Haeyeon ah, joahyo .. Maukah kau menjadi .. yeojachinguku?"
Ne, nado joahseo, oppa.”
Gomawo, Haeyeonnie. Saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo.”
Aku hanya senyam senyum membayangkan kenanganku dulu bersama Jonghyun oppa. Aaahh hidupku beberapa tahun lalu rasanya seperti hidup di negeri dongeng, aku masuk sekolah favorit, aku menjadi dancer yang sukses hingga punya clubku sendiri, dan memiliki namjachingu yang tampan dan perhatian seperti Jonghyun oppa. Ternyata takdir mulai berbaik hati padaku.
"Entahlah jagiya, tapi aku merasa sebaiknya kita mengakhiri hubungan ini." ucap Jonghyun suatu ketika melalui telepon.
"Mwo?! Waeyo oppa?!"
"Aku merasa … kita ini tidak cocok lagi. Kita sama-sama keras kepala, dan lagipula aku menyukai wanita yang diam, kalem, dan berwibawa. Bukannya aku tidak menyukaimu Haeyeon ah, tetapi aku rasa kita tidak bisa bersama lagi. Miahnhamnida ne."
tut .. Tut .. Tut ..
"Yeoboseyo. Yeoboseyo Jonghyun oppa?!" sia-sia saja, sambungan telepon di ujung sana sudah terputus.
"Hanya inikah? Begini sajakah, cinta pertamaku?"
Air mataku mengalir dengan tidak tahu diri saat mengingat kata-kata terakhirnya. Aku berusaha sekuat tenaga menahan perasaanku, tapi tidak bisa. Aku merindukannya, aku begitu merindukannya. Senyumnya, perhatiannya, suara indahnya saat menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur lewat telepon. Jadilah aku menangis sesenggukan di bawah pohon ini, saksi buta kenanganku dengannya. Sekarang dia bukanlah namjachinguku lagi.
Ne, setahun kemudian Jonghyun oppa mengikuti audisi yang diadakan oleh SME dan dia diterima menjadi lead vokal band SHINee. Nama SHINee begitu cepat melesatnya di industri musik Korea sehingga Jonghyun selalu disibukkan dengan jadwal manggung yang sangat padat dan akhirnya lupa padaku. Hubungan kami pun jadi dingin dan garing hingga akhirnya ia menyudahinya begitu saja.
s.e.o.u.l hamkke bulleobwa yo … eodiseona jeulkeoumi neomchineun got~ saranghae . s.e.o.u.l hamkke oechyeobwayo … haengbok …
ringtone Seoul Songnya SNSD ft. SuJu mengalun nyaring dari ponselku, membuyarkan lamunan tentang masa laluku bersama Jonghyun.
"Yeoboseyo." sapaku malas.
"ne .. ah, waeyo oppa? Ooohh .. Mworago?? Waeyo?! Ne, ne, arasseo." Aku mematikan ponsel dan berlari sekuat tenaga menuju ke alamat yang ditunjukkan Kyuhyun oppa.


Author POV
Setelah perjalanan yang cukup panjang menuju pusat kota Seoul dan Haeyeon turun dari taxi setelah memberikan uang beberapa puluh yen kepada sopir taxi yang sepertinya masih terlihat shock setelah di jambak-jambak rambutnya oleh Haeyeon biar ngebut. Haeyeon langsung menuju ke resepsionis rumah sakit dan berlari ke kamar yang sudah ditunjukan yoeja resepsionis tersebut.
"Annyeonghasseyo!!" teriak Haeyeon setelah masuk kamar rumah sakit. "Aahh Yuri ah, apa yang terjadi?! Kau tidak apa-apa?!" tanya Haeyeon sambil mengguncang-guncang tubuh Yuri.
"Ya! Haeyeonnie apa kau mencoba membunuhku?!" sergah Yuri sambil melepaskan cengkeraman unnienya.
"Phabo! Bagaimana bisa penyakit jantungmu kambuh lagi?! Pasti ini gara-gara kau memakai pakaian belum jadimu di tengah hujan salju ini?!"
"Aah unnie, kau ini berlebihan."
"Ya! Berlebihan apanya? Kalau kau tiba-tiba mati bagaimana?!” serempet Haeyeon ngawur.
“Ya! Unnie kenapa berkata seperti itu!!!”
"Hei sudah sudah, kalian ini seperti anak kecil saja." lerai Kyuhyun sambil menarik tangan Haeyeon. Haeyeon hanya bisa manyun dan menyambar sebuah majalah di samping tempat tidur Yuri.
"Enngg .. Haeyeonnie .." panggil Yuri lembut.
"Mwo?" jawab Haeyeon masih sewot.
"Aku ingin sekali datang ke jumpa fansnya SHINee dan bertemu Minho oppa."
"E emm.." jawab Haeyeon singkat sambil membaca majalah.
"Tapi unnie pasti tahu oemma dan appa pasti tidak mengijinkanku untuk pergi." lanjut Yuri.
"Kudaeseo?" ucap Haeyeon tanpa mengalihkan pandangan dari majalahnya.
"Tolong gantikan aku, Unnie. Temui SHINee oppadeul dan mintakan tanda tangan di kaos Shawolku." ujar Yuri cepat sambil menelungkupkan tangannya di depan dada.

To be continued …



aaahhh mianhae prolognya bosen .. main storynya sebenernya ada di chapt berikutnya sih, baca baca ya ..
gamsaaa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar