Author : (Putrian) Lee Haeyeon
Genre : Romantic (?)
Main Cast : Kim Jonghyun (SHINee), Choi Minho (SHINee), Lee Haeyeon (SHINting) wakwak
Support Cast : baca aja, ada di situ
Lenght : series
Description : Lanjutan FF laknat pertama gue. tatatata . sama kaya sebelumnya, ff gaje *lol* masih berkutat tentang kisah cinta saya yang gagal dengan akang Jonghyun *blingers pesta pora* wkwk . tapi pasti ada yang gantiin donk *taemints, MVP, lockets, flames siap2 gaplok gue* . dan sori banget pikunya belom ada yang editan, photoshop aku lagi eror nih *bilang aja gak bisa ngedit* hajiman, happy reading :D
Author POV
Setelah perjalanan yang cukup panjang menuju pusat kota Seoul dan Haeyeon turun dari taxi dan memberikan uang beberapa puluh yen kepada sopir taxi yang sepertinya masih terlihat shock setelah di jambak-jambak rambutnya oleh Haeyeon biar ngebut. Haeyeon langsung menuju ke resepsionis rumah sakit dan berlari ke kamar yang sudah ditunjukan yoeja resepsionis tersebut.
"Annyeonghasseyo!!" teriak Haeyeon setelah masuk kamar rumah sakit. "Aahh Yuri ah, apa yang terjadi?! Kau tidak apa-apa?!" tanya Haeyeon sambil mengguncang-guncang tubuh Yuri.
"Ya! Haeyeonnie apa kau mencoba membunuhku?!" sergah Yuri sambil melepaskan cengkeraman unnienya.
"Phabo! Bagaimana bisa penyakit jantungmu kambuh lagi?! Pasti ini gara-gara kau memakai pakaian belum jadimu di tengah hujan salju ini?!"
"Aah unnie, kau ini berlebihan."
"Ya! Berlebihan apanya? Kalau kau tiba-tiba mati bagaimana?!” serempet Haeyeon ngawur.
“Ya! Unnie kenapa berkata seperti itu!!!”
"Hei sudah sudah, kalian ini seperti anak kecil saja." lerai Kyuhyun sambil menarik tangan Haeyeon. Haeyeon hanya bisa manyun dan menyambar sebuah majalah di samping tempat tidur Yuri.
"Enngg .. Haeyeonnie .." panggil Yuri lembut.
"Mwo?" jawab Haeyeon masih sewot.
"Aku ingin sekali datang ke jumpa fansnya SHINee dan bertemu Minho oppa."
"E emm.." jawab Haeyeon singkat sambil membaca majalah.
"Tapi unnie pasti tahu oemma dan appa pasti tidak mengijinkanku untuk pergi." lanjut Yuri.
"Kudaeseo?" ucap Haeyeon tanpa mengalihkan pandangan dari majalahnya.
"Tolong gantikan aku, Unnie. Temui SHINee oppadeul dan mintakan tanda tangan di kaos Shawolku." ujar Yuri cepat sambil menelungkupkan tangannya di depan dada.
"Ne ... Mwo?! Anio! Aku tidak mau!" sergah Haeyeon cepat.
"Aaahh .. Kumohon unnie. Aku tidak mau usahaku ke Seoul ini sia-sia. Aku ingin sekali bertemu SHINee. Kalau aku tidak bisa bertemu mereka, paling tidak aku masih bisa mendapatkan kenang-kenangan dari mereka. Ya ya? Ah aigo, dadaku sakit sekali unnie." ujar Yuri sambil memegangi dadanya. akting Yuri buruk sekali.
"Usahamu?? Usahaku maksudmu!? Anio, anio, anio, aku tetap tidak mau menurutimu apapun yang terjadi."
"Ayolah Haeyeonnie, kau kan mengenal Jonghyun oppa, kau pasti dengan mudah bertemu mereka." ucap Yuri polos. Haeyeon terlihat shock mendengar kata-kata Yuri, perasaannya mulai kalut mendengar nama Jonghyun disebut. Haeyeon ingin sekali seketika itu menangis dan memarahi saengnya karena telah mengingatkannya pada cinta pertama yang menghianatinya. Tapi apalah yang bisa dilakukan Haeyeon, Yuri memang tidak tahu menahu tentang hubungannya dengan Jonghyun.
Kyuhyun yang menangkap sinyal buruk dari keadaan di dalam ruangan itu langsung membungkam mulut Yuri.
"Ara, ara, aku yang akan mengambilkan tanda tangan SHINee untukmu. Haeyeon ah, cepat keluar. Tunggu aku di depan ya." ucap Kyuhyun panik, Haeyeon hanya menurut saja dan mulai berjalan keluar dengan gontai.
Oemma, appa, dan Yuri hanya heran melihat kelakuan Kyuhyun dan Haeyeon.
"Haeyeon ah, gwaencahayo?" tanya kyuhyun setelah duduk di samping Haeyeon.
"Gwaenchana, Oppa." Haeyeon memaksakan seulas senyum.
"Uljima jagiya, biar aku saja yang pergi ke acara itu."
"Ah gomawo, Oppa. Tidak perlu, biar aku saja yang pergi."
"Kau yakin Haeyeon ah? Biarkan aku mengantarmu."
"Ne, aku yakin. Tidak perlu repot, Oppa, aku bisa naik bus. Enngg … annyeonghi gesseyo." Haeyeon pamit pada Kyuhyun dan beranjak pergi keluar dengan cepat.
Omo!! Kenapa aku tidak mengiyakan saja tawaran Kyuhyun oppa tadi?! Dengan moodku yang kacau ini sekarang aku harus pergi menghadapi namja berhidung lebar itu?!
Haeyeon PoV
"Phabo! Phabo!" makiku pada diri sendiri. Bagaimana bisa bayangan namja bodoh itu membuatku ikutan bodoh juga! Aku memang lahir dan besar di Seoul, tapi aku tidak pernah berjalan-jalan sendirian naik bus umum di tempat asing ini, saat keluar rumah sakit tadi tiba-tiba ada bus lewat di depan halte dan langsung saja aku naiki padahal aku tidak tahu akan pergi kemana bus ini?! Apa yang kau pikirkan??
Dan bodoh sekali tadi aku tidak menelpon taxi saja ke RS. Dan tripel kebodohan untukku karena aku tidak membawa sarung tangan di cuaca dingin extrem seperti ini. Sebentar lagi tanganku akan seperti memiliki sarung tinju es dan beku.
Tempat ini begitu ramainya hingga pintu masuk ballroomnya tidak terlihat karena dijejali yoeja-yoeja ganjen yang meneriakan nama SHINee dengan noraknya. Aku sebenarnya malas sekali melangkah keluar, tapi saat mengingat perjuanganku menuju kesini, aku memaksakan diri untuk tetap pergi menemui namja-namja sok keren -yang salah satunya adalah cinta pertamaku- itu!
Sial! Ternyata aku terlambat dan boyband rempong itu sudah keluar menyusuri karpet merah menuju mobil! Woosshh udah kayak artis holywood. Najong blah!
Aku bersyukur memiliki tubuh ramping ini sehingga bisa berkilah di antara lautan manusia ini. Telingaku hampir pecah mendengar suara cempreng mereka meneriakan nama anggota boyband sial itu hingga aku sadar, siapa nama orang yang difans saengku?! Aku mendengarkan para fans norak ini lagi, ya! Terlalu berisik!
Oh sial, siapa namanya?!
"Vino!! Bino!! Pino!! Leno!!" aku cuek saja menyebut nama-nama -yang jelas salah- mereka. Para fans ganjen ini langsung saja melotot ke arahku.
"Enngg .. Mianhae, apakah yang noona maksud Minho?" tanya salah satu yoeja disebelahku dengan ramah.
"Bingo! Itu dia namanya! Gomapseumnidayo." kataku berterimakasih dan melanjutkan kegiatanku meneriakan nama salah satu anggota boyband sengak itu.
“Ne, cheonmaneyo. Wah, bukankah dia sangat tampan?” ujar yoeja itu sambil menunjuk-nunjuk pria yang mengenakan jas buptih bernama Minho itu.
“Hahaha . ne, ne, dia tampan sekali.” Ujarku sedikit jujur, sedikiiiittt sekaliiii. Sekilas aku melihat Jonghyun si hidung lebar melirik ke arahku dan sedetik kemudian memalingkan wajah mesumnya.
Huh, aku benci namja korea!
“Ehnngg .. Ehhmm ..” aku mengetes suaraku sebentar. “Minho!!! Minhoo!!!!!!!! Minhonie!!!!!!!” aku bisa merasakan urat nadi di leherku hamper putus dan namja jelek itu belum menoleh juga. Suaraku yang terlalu pelan atau memang telinganya sedang tersumbat permen karet sih?! Aku terus meneriakkan namanya dan hasilnya tetap nihil, suara yoeja-yoeja ini menenggelamkan suara emasku. Aku memanfaatkan kebisingan ini untuk melampiaskan kekesalanku kepada namja gondrong itu.
“Ya! Minho jelek! Nafasmu bau bangkai! Rambutmu seperti permen kapas yang sudah dijilati kadal! Dan hidungmu lebar!! Aku membencimu!! Aku membencimu dasar phabo!! Tak terasa air mataku mulai keluar, selain kesal dengan keadan ini, aku … aku … aku begitu merindukan Jonghyun. Selama setahun ini, aku bermimpi untuk sekali saja aku bisa melihatnya, melihat hidung lebarnya. Dan sekarang aku bisa melihatnya berdiri dihadapanku tetapi ia masih saja bisa menganggapku tidak ada.
Changkaman … kenapa suasana mendadak sepi begini?
Omona!pantas saja, sekarang lautan cheerleader sangtae itu sedang menatapku tajam. Omona! Minho juga melihatku sekarang! Entah aku harus bersyukur atau mengucap sumpah serapah karena kebodohanku. Tidak … tidak … dia mendekatiku! Mampus gue *lah* mungkin habis ini dia mau nonjok aku sambil ngerap! Oemmaaaaa!!!!
Aku memejamkan mataku sangat erat, menyiapkan segala mental agar aku tidak menangis saat dia menonjokku.
“Annyeong.” Aku langsung membuka mataku begitu tahu dia tidak jadi menjotosku. “Mian, apa yang kau maksud itu aku atau si Jjong? Karena di sini yang hidungnya lebar hanya dia.” Minho menunjuk Jonghyun dengan jempolnya. Jonghyun melotot, sepertinya mau jatuh matanya.
Yes! Rasakan itu!
“Ehmm .. Ehhmm .. “ aku berdehem menghilangkan grogi. “Nde, mianhae. Sebelumnya aku mau mengonfirmasi bahwa pertama, aku memang tidak menyukaimu dan boyband konyolmu seperti yoeja-yoeja gila ini, kedua, alasanku datang kesini adalah karena terpaksa, adikku sedang sekarat di rumah sakit karena berusaha terlalu keras untuk datang ke konsermu dan akhirnya ia memaksaku kesini hanya untuk ini.” Aku mengeluarkan kaos Shawol adikku yang ternyata sudah lecek karena ku remas-remas.
“Cukup tandatangani ini dan aku akan pergi secepat mungkin dari tempat sakit ini!” dia mengambil kaos itu begitu saja dan menandatanganinya sambil cengar-cengir. Cih, kau kira kau itu tampan?? Sisi lain hatiku sepertinya berkata iya.
“Ara.” Katanya sambil mengembalikan kaos itu. “Kau ini gadis yang lucu. Aku bingung sebenarnya yang gila itu yoeja ini atau kau?” dia kemudian pergi setelah mengacak-acak rambutku.
Kyyyaaaaaaaaaaaaaaaaa ….. !!!!! ~~~
Yoeja-yoeja itu meneriaki dan berebutan menyentuh rambutku. Sial! Aku bersumpah untuk memenggal kepala Minho dan yoeja-yoeja ini apabila membunuh sudah tidak dilarang agama lagi.
Kyuhyun POV
Aku berkali-kali melihat jam tanganku. Haeyeon sampai sekarang belum pulang juga. Padahal hari sudah mulain malam. Oemma dan appa sekarang kembali ke tempat haraboeji, jika mereka kembali dan mengetahui anak perempuannya yang cantik itu belum pulang, aku yang akan dihajar. Aku begitu menghawatirkan yeodosaengku itu, aku merasa bersalah kenapa tidak aku temani saja dia tadi?
“Oppa … “ suara Yuri membuyarkan lamunanku.
“Ne?” kulihat matanya dn hidungnya merah. “Ya! Yuri ah, waeyo??”
“Aku ingin sekali datang ke konsernya SHINee.”
“Omona … aku tahu Yuri ah, tapi kau harus memulihkan keadaanmu dulu. Konser SHINee kan tidak hanya satu kali ini, kau bisa menontonnya lain waktu.”
“Ne, kudaechi. Hajiman, bagaimana kalau saat kita ke Seoul lagi aku sudah mati, Oppa?”
“Aish! Apa yang kau katakana Yurinie?! Kau pasti masih bisa melihat mereka, pasti.” Aku menghampirinya dan memeluknya.
“Oppa … aku ingin bercerita tentang sesuatu. Ini soal Haeyeon unnie. Tapi oppa jangan menceritakan hal ini pada unnie, yaksok?” aah, adikku ini polos sekali.
“Ne, yaksok.” Ku acak-acak rambut panjangnya.
“Entahlah, aku menyukai Jonghyun oppa.” Aku tersedak mendengar pengakuan Yuri. “Sejak unnie mengajak Jonghyun oppa makan siang bersama di rumah haraboeji dulu, saat Jonghyun oppa belum menjadi anggota SHINee. Tapi aku merasa aku sudah sangat dekat dengannya hanya dalam sekali pertemuan itu. Aku menyukainya, oppa.”
Aku ingin sekali membungkam mulutnya agar tidak lebih jauh menceritakan namja sialan yang menghancurkan Haeyeon itu. andai saja kau tahu Yuri, namja seperti apa dia.
“Aku rasa unnie juga menyukainya, Oppa. Yaaahh … walaupun unnie tidak pernah mengakuinya. Aku ingin sekali menceritakan hal ini sejak dulu, tapi aku takut unnie akan marah padaku.”
*****
Author POV
Hari sudah berganti malam, hawa dingin kota Seoul siap membekukan siapapun yang berada di sekitarnya. Semua orang akan memilih untuk berdiam diri di rumah dengan penghangat ruangan daripada berada di halte bus seorang diri tanpa menggunakan syal dan sarung tangan. Tapi sepertinya hanya Haeyeon orang di Seoul ini yang memilih pilihan kedua.
“Haeyeon ah phaboya! Bagaimana bisa kau lupa membawa sarung tangan dan syalmu?! Sekarang kau hanya bisa berharap Kyuhyun oppa akan menemukan jasadku yang beku disini.” Omelnya pada diri sendiri sambil menggosok-gosokkan tangan. Tiba-tiba sebuah limusin hitam berhenti di depannya.
Omo! mau apa mobil ini berhenti di depan halte?! Aku memang sangat lelah, tapi aku yakin aku masih waras dan tidak mungkin menyangka itu bus!
Haeyeon sudah menyiapkan volume terkencangnya untuk berteriak apabila yang keluar dari mobil itu adalah penculik. Pintu mobil pelan-pelan terbuka dan keluarlah namja berkaus biru berjalan ke arahnya yang ternyata itu adalah ….
“Ya! Park Jae Seok!” teriak namja itu.
Mwo? Park Jae Seok??
Haeyeon lantas menoleh dan mendapati seorang anak kecil menggunakan jaket hitam, topi, sarung tangan, dan sepatu yang juga hitam sedang duduk bersila disebelahnya.
Omona! Sejak kapan anak itu berada disebelahku?!! Apakah itu orang? Kukira tadi tempat sampah!
“Yoonkim hyung!!!” teriak bocah itu sambil berlari kea rah pria biru tadi dan mobil sport putih itupun berlalu meninggalkan Haeyeon sendirian.
Andai saja yang dijemput oppanya adalah aku.
Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depannya lagi.
Oh, ada mobil sport yang lain! Semoga yang ini Kyuhyun oppa.
“Ya, yoeja gila. Apa yang sedang kau lakukan disini malam-malam? Meet & Greet SHINee sudah berlalu berjam-jam yang lalu, jika ingin bertemu denganku tunggulah besok saat konser, jangan memaksakan diri.”
JLEGER!
Petir seperti menyambar dada Haeyeon. Sekarang seorang Choi Minho, namja kedua yang paling ia benci di Korea setelah Kim Jonghyun berada didepannya dan dengan narsis menganggap ia adalah fans gilanya.
“Mworago?!! Menunggumu dan boyband gilamu itu?! Hell no!” sergah Haeyeon cepat.
“Yaaaa, terserah kau saja. Aku ingin menawarkan kebaikanku untuk mengantar salah satu fansku pulang, cepat masuk sebelum ada fans lainku menyerbu.”
“Apa katamu?? Hahaha . lupakan saja tuan banyak fans, aku sama sekali tidak kesusahan disini, simpan saja kebaikanmu untuk fans gilamu yang lain!!!!”
“Baiklah jika itu yang kau mau. Ahjussi, jalan.” Perintah Minho pada sopirnya.
Cih, aku lebih memilih mati beku kedinginan dan kelaparan di sini daripada menumpang orang gila yang pedenya selangit itu!
Ucap Haeyeon dalam hati sebelum sedetik kemudian
“Ya! Namja jelek, tunggu akuu!!!!!! Bagaimana bisa kau meninggalkanku bodoohhh???!!!!” teriak Haeyeon sambil berlari mengejar mobil Minho.
Minho POV
Aahh … dia ini menyusahkan saja, seharusnya aku tidak menawarinya tumpangan agar dia mati beku di halte. entahlah, tiba-tiba saja aku ingin menghentikan mobil di depannya. Anak ini aneh sekali, baru kali ini aku menemukan fans, emm sepertinya dia bukan salah satu fansku sih. Ya sudahlah, tapi aku baru sekali ini menemukan yoeja yang tingkat kejujurannya parah. Dan yaa, dia begitu manis saat tidur.
Ya! Minho ah, apa yang kau katakan?! Kau tidak ingin kan pers memberitakan bahwa Charismatic Flame Minho menyukai yoeja yang suka ngiler. Mwo?? Mwo?? Iler!!
“Aaahhrrrg!” teriakku histeris sambil menyingkirkan kepalanya dari lenganku dan mengelap ilernya di jaketku.
“Anda tidak apa-apa?” Tanya sopirku.
“Anio, aku baik-baik saja, Ahjussi.” Kulihat kepalanya sekarang nemplok di kaca mobil. Dasar sangtae, bagaimana bisa dia tidak bangun saat kulempar kepalanya?? Aku memperhatikan dia. Bodoh, dia menunggu berjam-jam di sana tanpa menggunakan syal dan sarung tangan? Aku melepas jaketku dan kututupi badannya yang dingin, kuraih kepalanya dan kusandarkan ke bahuku. Wajahnya … mengahangatkan …
Haeyeon POV
“Ya! Bangun, kita sudah sampai. Yoeja gila, kita sudah sampai! Cepatlah bangun, kau ini berat sekali tau!” suara jelek itu mengganggu tidurku saja. Ah, siapa itu?? akan kujambak rambutnya nanti. Aku membuka mataku sekuat tenaga dan melihat Choi Minho sedang mendekapku. Kemudian aku tidur lagi. Mwo?! Choi Minho apa??
“AAHHHRRGGG!! Apa yang kau lakukan dasar namja jelek mesum!!”
“Hei, kau ini bodoh atau bagaimana? Mana mungkin aku macam-macam dengan yoeja gila sepertimu? Kau yang tiba-tiba tidur di bahuku dan memelukku! Sudah cepat turun .” aih, untung saja keadaan di dalam mobil sedang gelap, kalau tidak aku pasti sudah terlihat seperti kuali gosong. Aku melangkahkan kakiku keluar mobil dan mendapati aku tidak kedinginan karena jaket ini. Aahh? Jaket milik Minho?
Aku melihatnya yang sedang berdiri di seberang pintu mobilku, emm pintu mobilnya yang kubuka maksudku. Dia tidak memakai jaket ataupun sarung tangan. Hanya memakai kemeja, topi, syal, dan kacamata saja, sepertinya untuk menyamar dan menghindari serbuan penggemarnya. Hatiku sedikit melunak melihatnya meminjamkan jaket dan sarung tangan ini, ternyata dia baik juga.
“Waeyo? Mengapa menatapku begitu? Jangan bilang kau terpesona padaku.” Ucapnya sambil membuka kaca mata dan mengedipkan mata belonya. Apa?! Kutarik kembali kata-kataku yang tadi!
Kkaja!” suaranya mengagetkanku dari sumpah serapah yang kukirim padanya. Aku masih bengong di depan pimtu. Seakan dia bisa membaca pikiranku,
“Mwo? Kau bilang adikmu juga fams beratku kan? Aku ingin menemui fansku yang lain. Semoga adikmu tidak gila sepertimu.” Sahutnya seenak kimchi dan berjalan meninggalkanku dibelakang. Sumpah serapahku semakin kencang. Aku masih terus saja memonyongkan bibirku dan belum sudi beranjak selangkahpun mengikuti kaki baunya!
“Ya! Kau ini lambat sekali, cepatlah, aku kedinginan.” Ujarnya sambil menggandeng tanganku pelan. Seketika bulu kudukku merinding dangdut.
“Kyaa apa yang kau lakukan!!” jeritku sambil melepaskan tanganku darinya.
“Apa diam begitu sulit untukmu?” ujarnya singkat sambil menatapku tajam, tidak ada seulas senyumpun tertera di wajahnya dan menarik tanganku kembali. Kenapa orang ini sih!? Sepertinya ada gumpalan salju masuk ke kepalanya!
To Be Continued …
Mianhae FFnya bosen banget. Blaaahhh otak lagi beku gara-gara salju nih *sok di seoul critanya* . efek keujanan kali, jadi pusing gini *ngeles* tatatata :D
komen yaa *nodongin bedil ke readers* tatata . gamsahamnida :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar